Lampung Terkenal dengan wilayah perairan yang teritung sangat luas ,bermacam macam budidaya laut banyak dikembangkan seperti budidaya rumput laut , yang keuntungannya sangat menjajikan ,namun tidak semua perairan dilampung rumput laut dapat dibudidayakan hanya tempat- tempat tertentu yang mempunyai gelombang ombak yang rendah saja.
Rumput Laut banyak digunakan sebagai bahan makanan sampai bahan campuran untuk produk kecantikan .
Berikut adalah langkah-langkah penting dalam pembudidayaan gracilaria:
1. Mempersiapkan tambak
Tambak yang akan dipilih hendaknya yang dasarnya berupa tanah liat, tidak terlalu mengandung pasir atau lumut karena hal ini akan menghambat pertumbuhan gracilaria. Lokasi tambak sebaiknya berjarak 1 km dari pantai agar salinitas airnya cocok untuk pertumbuhan gracilaria. Tambak itu dilengkapi dengan pematang dengan pintu pemasukan air dan pengeluaran air.
Terlebih dahulu tambak dikeringkan lalu ditaburi kapur pertanian agar pH-nya menjadi 6,5-8. Tujuh hari sesudah pengapuran, tambak digenangi air setinggi 70 cm lalu dibiarkan selama 3 hari.
2. Menebar bibit
Tambak yang sudah tergenang air selama 3 hari sudah siap ditanami rumput laut. Untuk 1 hektar lahan diperlukan 1 ton bibit rumput laut. Bibit rumput laut ditebar begitu saja di permukaan air tambak hingga merata. Kalau dasarnya cukup keras, bibit harus ditancapkan pada dasar tambak seperti halnya menanam padi.
Lima belas hari sesudah penebaran bibit, diadakan pengontrolan. Biasanya ada rumput laut yang mengumpul di satu bagian permukaan tambak karena tertiup angin, sementara permukaan lain kosong. Oleh karena itu harus dilakukan pemerataan kembali. Hal semacam ini dilakukan rutin sampai rumput laut siap dipanen.
Sebulan setelah penebaran dilakukan pemberian zat pengatur tumbuh sebanyak 500 cc per hektar. Pemberian zat pengatur tumbuh ini diulangi lagi sebulan kemudian.
Gangguan yang sering timbul adalah adanya lumut yang menutup permukaan tambak. Lumut bisa menghambat pertumbuhan rumput laut karena menghalangi sinar matahari. Untuk mengendalikan lumut, dilepas ikan bandeng kecil sebanyak 1.500-2.000 ekor per hektar. Sesudah lumut habis, bandeng harus dijaring supaya tidak ganti melahap rumput laut.
3. Panen
Panen pertama sudah bisa dilakukan pada umur 2-2,5 bulan sesudah penanaman. Panen dilakukan dengan meraup rumput laut dengan tangan lalu dikumpulkan di atas perahu. Rumput laut itu dicuci sampai bersih. Beberapa pelanggan ada juga yang meminta agar pencucian ini dilakukan dengan air tawar, tapi ada juga yang menghendaki dengan air tambak. Oleh karena itu sebaiknya ditanyakan dulu kepada pelanggan apakah harus dicuci dengan air tawar atau cukup dengan air tambak. Sesudah dicuci, rumput laut dijemur selama kurang lebih 3 hari untuk mendapatkan rumput laut kering berkadar air 18%.
Analisa Laba Rugi
Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan modal kerja permanen atau biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang investasi. Modal investasi umumnya merupakan modal yang biasanya dipakai dalam jangka panjang. Nilai modal investasi akan mengalami penyusutan dari tahun ke tahun bahkan bisa dari bulan ke bulan. Untuk lebih jelas modal investasi usaha budidaya rumput laut dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 3. Biaya Investasi Budidaya Rumput Laut
No |
Jenis Peralatan |
Banyak |
Harga Satuan (Rp) |
Jumlah (Rp) |
Umur Ekonomis (Tahun) |
Penyusutan (Rp) |
1. |
Tali polietilien 12 mm |
2 rol |
500.000 |
1.000.000 |
2 |
500.000 |
2. |
Tali polietilien 8 mm |
4 rol |
250.000 |
1.000.000 |
2 |
500.000 |
3. |
Tali polietilien 4 mm |
10 rol |
35.000 |
350.000 |
2 |
175.000 |
4. |
Pelampung utama (bola hitam) |
26 buah |
50.000 |
1.300.000 |
4 |
325.000 |
5. |
Pelampung botol aqua |
1750 buah |
200 |
350.000 |
2 |
175.000 |
6 |
Jangkar (tiang tancap) |
8 buah |
50.000 |
450.000 |
2 |
200.000 |
7. |
Sampan |
1 unit |
500.000 |
500.000 |
4 |
125.000 |
8. |
Katinting |
1 unit |
2.000.000 |
2.000.000 |
5 |
400.000 |
9. |
Mesin |
1 unit |
3.000.000 |
3.000.000 |
4 |
750.000 |
10. |
Tarpal |
1 rol |
120.000 |
120.000 |
2 |
60.000 |
11. |
Waring |
20 meter |
10.000 |
200.000 |
2 |
100.000 |
12. |
Tempat jemuran |
1 blok |
125.000 |
125.000 |
4 |
31.250 |
Total |
10.345.000 |
3.466.250 |
Biaya Operasional Atau Modal Kerja
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai seluruh kegiatan produksi. Biaya produksi yang dihitung dalam kegiatan pembudidayaan dibagi atas dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost).
a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi tetapi sifatnya tidak terpengaruh oleh besarnya jumlah suatu produk yang dihasilkan. Komponen biaya tetap budidaya rumput laut terdiri dari biaya penyusutan dan biaya perawatan. Total biaya tetap dalam kegiatan budidaya rumput laut adalah sebagai berikut
Tabel 4. Komponen Biaya Dan Total Biaya Pembudidayaan Rumput Laut
No |
Biaya Tetap |
Jumlah (Rp) |
1. |
Biaya Penyusutan |
3.466.250 |
2. |
Biaya Perawatan |
1.500.000 |
Total |
4.966.000 |
b. Biaya variabel
Biaya variabel merupakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membiayai seluruh kegiatan produksi sesuai jumlah produksi yang dihasilkan. Komponen biaya variabel untuk budidaya rumput laut adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Rincian Biaya Variabel Pembudidayaan Rumput Laut
No. |
Biaya Variabel |
Jumlah (Rp) |
1. |
Bibit |
3.750.000 |
2. |
Karung |
210.000 |
3. |
Tali raffia |
15.000 |
4. |
BBM |
1.170.000 |
5. |
Upah Tenaga Kerja |
2.400.00 |
Total |
7.545.000 |
3.3.2 Produksi dan Pendapatan
Produksi :
Lama pemeliharaan 1,5 – 2 bulan
Berat panen basah 32.400 kg
Berat kering 4.050 kg ( basah : kering = 8: 1 )
Harga jual = Rp 6.000,-/ kg x 4.050 kg = Rp 24.300.000
Pendapatan :
Penerimaan ( Rp 6.000,-/ kg x 4.050 kg ) = Rp 24.300.000
3.3.3 Analisa Laba atau Rugi
Laba atau rugi merupakan keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha. Penghitungan laba atau rugi dapat diketahui dengan cara hasil yang diperoleh dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan. Dari hasil budidaya rumput laut ini diperoleh
LABA/RUGI = Penerimaan – ( total biaya tetap + total biaya variabel )
= Rp 24.300.000 - ( Rp 4.966.000 + Rp 7.545.000 )
= Rp 24.300.000 - Rp 12.511.000
= Rp 11.789.000
Berarti dalam 1x panen pembudidaya mendapatkan keuntungan sebesar Rp 11.789.000. Dalam 1tahun terdapat 4x panen jadi total pendapatan bersih atau keuntungan yang diperoleh adalah Rp 11.789.000 x 4 = Rp 47.156.000
3.3.4 Revenue Cost Ratio (R/C)
Revenue Cost Ratio (R/C) dapat dihitung dengan menggunakan rumus hasil yang diperoleh dibagi dengan total biaya yang dikeluarkan.
R/C = Pendapatan
Total biaya tetap + Total biaya variabel
= Rp 47.156.000
Rp 4.966.000 + Rp 7.545.000
= Rp 47.156.000
Rp 12.511.000
= 3,77
Keuntungan relatif usaha budidaya rumput laut ini dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai dalam kegiatan tersebut adalah 3,77. Hal ini menunjukkan bahwa usaha budidaya rumput laut ini layak karena R/C > 1.
3.3.5 PayBack Period (PP)
PP = Total biaya investasi x 1 tahun
Keuntungan
= Rp 10.345.000 x 1 tahun
Rp 47.156.000
= 0,22 Tahun
Jadi, pembudidaya dapat mengembalikan biaya investasi yang telah ditanam sekitar 2 – 3 bulan dalam sekali panen saja.
3.3.6 Break Even Point ( BEP )
Analisis Break Even point (BEP) merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi suatu usaha mencapai titik impas (tidak untung dan tidak rugi). Usaha dinyatakan layak apabila nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang di produksi saat ini. Sementara nilai BEP harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini. BEP dapat dibedakan menjadi dua yaitu BEP harga dan BEP produksi. BEP produksi merupakan total biaya dibagi dengan hasil penjualan, sedangkan BEP harga merupakan total biaya dibagi dengan total produksi. BEP produksi dan BEP harga untuk budidaya rumput laut adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Rincian perhitungan penerimaan usaha Budi daya Rumput laut
Penerimaan |
1x Produksi |
1 tahun |
Produksi (Kg) |
4.050 |
16.200 |
Harga jual (Rp/Kg) |
6.000 |
6.000 |
Jumlah (Rp) |
24.300.000 |
97.200.000 |
Harga penjualan
= Rp 12.511.000
Rp 6.000
= 2085 kg
Hal ini menunjukkan bahwa titik impas atau kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak memperoleh kerugian akan dicapai pada saat hasil pemanenan mencapai 2085 Kg.
BEP Harga = Total biaya operasional
Total Produksi
= Rp 12.511.000
16.200
= Rp 772,3
Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa pembudidaya akan memperoleh titik impas pada saat harga jual rumput laut sebesar Rp. 772,3/Kg.
3.3.7 Return On Investment (ROI)
ROI adalah nilai keuntungan yang diperoleh dari sejumlah modal. Nilai dapat digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal. Ada beberapa factor yang mempengaruhi nilai ROI, dua diantaranya yang penting yaitu kemampuan pengusaha untuk menghasilkan laba dan kemampuan pengusaha mengembalikan modal atau cepat tidaknya perputaran modal (penjualan/modal produksi). Dengan analisis ROI, perusahaan dapat mengukur sampai seberapa besar kemampuannya dalam mengembalikan modal yang ditanamkan (Rahardi, 2005).
ROI = Laba Usaha
Modal Produks
= Laba Usaha
Total biaya investasi + total biaya operasional
= Rp 11.789.000
Rp 4.966.000 + Rp 7.545.000
= Rp Rp 11.789.000
Rp 12.511.000
= 0,94 %
Angka tersebut berarti bahwa dari Rp. 100,00 modal yang diinvestasikan akan
menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 94,00 dalam satu kali panen.
3.3.8 Benefit Cost Ratio (B/C)
Merupakan alat analisis yang lebih ditekankan pada criteria-kriteria investasi yang pengukurannya diarahkan pada usaha untuk membandingkan, mengukur, serta menghitung tingkat keuntungan usaha perikanan. Semakin kecil nilai rasio ini, semakin besar kemungkinan perusahaan menderita kerugian (Rahardi dkk, 2005).
B/C = Hasil Penjualan
Modal Produksi
= Hasil Penjualan
Total biaya investasi + total biaya operasional
= Rp 24.300.000
Rp 4.966.000 + Rp 7.545.000
= Rp 24.300.000
Rp 12.511.000
= 1,94
Nilai tersebut berarti dengan modal Rp. 12.511.000 diperoleh hasil penjualan sebesar 1,94 kali jumlah modal.
0 komentar:
Post a Comment